Minggu, 06 Juli 2014

Optimalisasi HPEQ DIKTI dalam Penentuan Akreditasi dan Uji Kompetensi Profesi Kesehatan



Visi Indonesia Sehat yang mengacu pada MDGs (Millenium Development Goals) merupakan suatu manifestasi cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia yang mendambakan kemakmuran dan kesejahteraan bangsanya. Pihak dunia pun menantang dengan diberlakukannya AEC (ASEAN Economic Community) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2015; tenaga kesehatan Indonesia jelas butuh persiapan menghadapi persaingan profesionalisme dengan negara lain. Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah yang bersinergi dengan lembaga masyarakat dan Ormawa (Organisasi Mahasiswa) untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan diyakini harus memiliki profesionalisme yang tinggi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga melahirkan kualitas masyarakat yang sehat; tentunya mutu pelayanan kesehatan dalam menjalankan tindakan preventif, kuratif, ataupun rehabilitasi. Selain itu, upaya tersebut dilakukan sebagai jawaban atas keresahan masyarakat yang menjadi korban malpraktik pelayanan kesehatan. Maka dari itu, diperlukan suatu lembaga dan keterangan yang dapat menjamin bahwa tenaga profesi kesehatan layak dan siap untuk turun ke lapangan. Dalam mempersiapkan kader-kader profesi kesehatan yang layak dan profesional tentunya dibutuhkan mutu pendidikan yang memadai bagi mahasiswa kesehatan Indonesia sehingga Indonesia jelas membutuhkan suatu badan dan berbagai stakeholders yang menaungi perguruan tinggi dan prodi (program studi) kesehatan.


Profesionalisme adalah kualitas atau mutu; profesionalisme profesi kesehatan berarti kualitas atau mutu suatu profesi kesehatan yang meliputi kualitas seorang dokter, apoteker, bidan, dokter gigi, perawat, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, dan ahli kesehatan lainnya. DIKTI (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi) telah melaksanakan proyek HPEQ (Health Professional Education Quality) sejak 2010 yang sebagian pendanaannya dibiayai Bank Dunia melalui pinjaman (Loan Agreement No 77370-ID). Tujuan diadakannya proyek ini adalah untuk memperkuat kualitas kebijakan pendidikan profesional di bidang kesehatan di Indonesia dengan memastikan kompetensi profesional kesehatan melalui akreditasi lembaga; mengembangkan prosedur dan standar uji kompetensi dan sertifikasi tenaga profesional kesehatan skala nasional; dan membangun kapasitas institusi untuk menerapkan standar akreditasi dan sertifikasi melalui hibah kompetisi peningkatan kualitas pendidikan dokter. Secara garis besar, proyek HPEQ ini diharapkan dapat meningkatkan layanan kesehatan melalui peningkatan kualitas penyedia jasa kesehatan; jasa kesehatan ini dikhususkan pada dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan; maka suatu prestasi besar jika optimalisasi HPEQ dapat menghasilkan peningkatan kualitas profesi kesehatan.

Terdapat ratusan prodi kesehatan yang tersebar di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia; prodi-prodi kesehatan ini tidak lain adalah tempat bagi calon-calon profesional kesehatan untuk belajar sampai kelak siap untuk melakukan praktik kesehatan. Lembaga Akreditasi seperti LAMPTKes dan LPUK telah menjalankan proses penilaian melalui akreditasi prodi kesehatan di perguruan tinggi Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari website HPEQ, terlihat bahwa akreditasi A hanya dimiliki oleh prodi dengan perguruan tinggi tertentu, sedangkan masih banyak yang menyandang nilai C. Selain itu terdapat beberapa akreditasi prodi kesehatan yang belum diakreditasi dan beberapa sudah kadaluarsa. Sebagai contoh, berdasarkan Data Akreditasi Program Studi Farmasi per April 2012, terdapat 40 prodi Farmasi dari 153 prodi yang masih menyandang nilai C; 58 prodi farmasi Strata 1 dan Diploma III yang belum diakreditasi; dan akreditasi 5 prodi farmasi sudah kadaluarsa. Terlepas dari data yang mungkin belum diperbaharui oleh pihak HPEQ, penulis berharap penilaian akreditasi bagi yang belum dan kadaluarsa akan segera dilaksanakan.
Akreditasi adalah “pengesahan pihak ketiga terkait dengan menunjukan kompetensi Lembaga penilaian kesesuaian untuk melaksanakan tugas-tugas penilaian kesesuaian tertentu.“(ISO / IEC 17000:2004). Akreditasi dibutuhkan untuk melihat kompetensi suatu lembaga sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan bidang kesehatan. Melalui akreditasi, suatu perguruan tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya demi menciptakan lulusan-lulusan yang membanggakan dan menjadi agen problem solver kesehatan di Indonesia. Urgensi ini membawa pada suatu keharusan akan adanya monitoring dan evaluasi dalam keberjalanan dan follow up proses akreditasi. Melalui optimalisasi proyek HPEQ, diharapakan proyek ini mampu mendorong lembaga akreditasi untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta stakeholders lainnya dalam memberikan solusi peningkatan mutu pendidikan perguruan tinggi yang belum maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui rekomendasi penyesuaian kurikulum, upaya peningkatan mutu SDM pengajar, pemberian fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar, serta bantuan finansial dalam kegiatan-kegiatan perguruan tinggi yang mendukung peningkatan mutu pendidikan. Dengan solusi-solusi tersebut, diharapkan mahasiswa memiliki ruang yang memadai dalam mengembangkan kemampuannya sebagai calon profesional kesehatan. Bagaimanapun sinergisitas stakeholders dalam proyek HPEQ ini sangatlah dibutuhkan.

Selain akreditasi, diharapkan proyek HPEQ pun akan ikut andil dalam manajemen pengadaan jurusan kesehatan di perguruan tinggi. Berdasarkan berita Kompas, Oktober 2013, jumlah Fakultas Kedokteran dinilai berlebih, yaitu 73 Fakultas Kedokteran; padahal jika melihat jumlah penduduk, Indonesia cukup memiliki 60 Fakultas Kedokteran. Fakta lain menunjukkan bahwa tidak semua fakultas kedokteran memenuhi standar pendidikan dan kompetensi; hasil uji kompetensi mahasiswa kedokteran di fakultas baru pun menunjukkan nilai yang rendah. Pengadaan prodi yang dinilai baru menjadi salah satu faktor penyebab hal ini terjadi karena bagaimanapun prodi baru harus melewati proses pengadaan fasilitas KBM serta proses membangun kepercayaan kepada masyarakat untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. Proyek HPEQ dapat saja membuat suatu standar tertentu yang lebih ideal dalam pengadaan prodi baru yang sesuai dengan standar kompetensi profesional yang dibutuhkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masih membutuhkan profesional kesehatan –apoteker, dll-, apalagi semenjak program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) diberlakukan. Oleh karena itu, pengadaan prodi kesehatan sebenarnya merupakan upaya penambahan SDM kesehatan, hanya saja perlu diiringi dengan peningkatan kualitas SDM itu sendiri, salah satu caranya yaitu melalui perbaikan manajemen pengadaan prodi kesehatan yang menjamin kesiapan prodi untuk melahirkan profesional kesehatan yang mumpuni serta memperhatikan penerimaan mahasiswa yang disesuaikan dengan jumlah dosen atau standar dan prasarana pendidikan yang dimiliki.

Optimalisasi HPEQ selanjutnya yaitu melalui perbaikan Uji Kompetensi mahasiswa kesehatan. Uji Kompetensi adalah tes wajib yang diberlakukan kepada mahasiswa kesehatan sebagai syarat kelulusan (exit exam). Hal ini disahkan melalui Poin 2 Surat edaran DIKTI No 704/e.e3/dt/2013 yang dikeluarkan pada 24 juli 2013. Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa Uji Kompetensi dilakukan secara nasional dan serantak, menjadi syarat kelulusan mahasiswa kesehatan, dilakukan 3 kali dalam satu tahun, yaitu Bulan Maret, Juni dan November setiap tahunnya. Pemerintah telah berhasil mengadakan Uji Kompetensi 2013 untuk bidang keperawatan dan kebidanan, sedangkan Uji Kompetensi Nasional apoteker baru akan dilaksanakan di tahun 2015. Sayangnya, timbul masalah pada pelaksanaan Uji Kompetensi 2014 bidang keperawatan dan kebidanan ini. Uji Kompetensi yang seharusnya dilaksanakan bulan Maret 2014 justru baru akan dilaksanakan bulan Juli mendatang. Hal ini jelas menimbulkan protes dari mahasiswa yang sudah menyelesaikan SKSnya dari bulan-bulan lalu namun belum dinyatakan lulus karena belum mengikuti Uji Kompetensi ini sehingga menghambat rencana pekerjaan mereka. Dengan adanya proyek HPEQ, sejatinya akan banyak mata yang mengawasi keberjalanan Uji Kompetensi ini. Sekali lagi sinergitas dan koordinasi sangatlah dibutuhkan, dalam hal ini koordinasi antara DIKTI dengan MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia), UKBI (Uji Kompetensi Bidang Indonesia), KOPERTIS (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta), dll.

Terlepas dari pelaksanaan Uji Kompetensi skala nasional tersebut, perlu adanya kajian mengenai metode yang ditawarkan. Uji Kompetensi prodi keperawatan menggunakan metode CBT (Computer-Based Test), yaitu ujian online melalui komputer, sedangkan untuk mahasiswa kedokteran dilakukan OSCE (Objective Structured Clinical Examination), yaitu suatu metode untuk menguji kompetensi klinik secara obyektif dan terstruktur (mahasiswa berkeliling melalui beberapa station untuk diberi tugas/soal yang harus dilakukan/didemonstrasikan). Metode yang digunakan sepatutnya merupakan metode yang dapat menjamin kompetensi mahasiswa kesehatan untuk layak dikatakan lulus. Dalam artian, pelaksanaan Uji Kompetensi harus relevan dengan Standar Kompetensi yang diekspektasikan. Penulis melihat bahwa OSCE merupakan penilaian yang cukup objektif karena peserta Uji Kompetensi diharuskan mendemonstrasikan praktik klinik, sedangkan CBT tidak semerta-merta merupakan simulasi sehingga unsur objektifitasnya tidak sekuat OSCE. Diharapkan metode yang digunakan ke depannya merupakan metode dengan objektifitas yang tinggi.

Berbagai upaya yang dijalankan dalam proyek HPEQ tentunya telah mendapat apresiasi, kritik, dan saran. Proyek ini tidak akan berjalan optimal jika tidak ada pihak-pihak tertentu yang mengkritisi dan mengawasi keberjalanannya bahkan turut berpartisipasi dalam proyek secara langsung. Salah satu pihak tersebut adalah mahasiswa. HPEQ DIKTI membentuk HPEQ Student sebagai wadah mahasiswa kesehatan untuk ikut berpartisipasi mengejar tujuan Indonesia sehat. HPEQ Student telah melaksanakan program-program seperti NHC (Nusantara Health Collaborative) serta usaha kajian dan advokasi; hal ini merupakan kemajuan yang ada dalam lingkaran keterlibatan mahasiswa kesehatan Indonesia karena di sini mahasiswa dapat berkoordinasi langsung dengan pemerintah. Besar harapan mahasiswa agar keterlibatan ini memberikan porsi suara yang dapat memengaruhi kebijakan kesehatan Republik Indonesia.


Proyek HPEQ DIKTI merupakan langkah awal untuk melatih profesionalisme profesi kesehatan. Eksistensi kader profesi kesehatan terhadap perkembangan dunia kesehatan dalam masa kini begitu fluktuasi; namun era global mengatakan bahwa tenaga kesehatan Indonesia butuh persiapan lebih matang lagi. Bukan hanya visi Indonesia sehat yang ditargetkan oleh bangsa Indonesia, namun AFTA 2015 dan AEC 2015 mau tidak mau memaksa Indonesia untuk mencapai MDGs secepat mungkin, dalam hal ini yaitu bidang kesehatannya. Optimalisasi HPEQ DIKTI dalam penentuan akreditasi dan pelaksanaan uji kompetensi yang memadai akan mempersiapkan kader profesi kesehatan dalam menjawab tantangan dunia dan mencapai visi Indonesia sehat. Menyadari bahwa fokus HPEQ tidak meliputi semua profesi kesehatan, penulis menghimbau pemerintah untuk memasukkan semua profesi kesehatan sebagai bentuk optimalisasi HPEQ dalam mempersiapkan kader profesi kesehatan yang menyeluruh. Tidak lupa perlunya sosialisasi mengenai isu-isu yang berhubungan dengan proyek HPEQ ini, seperti transparansi laporan Uji Kompetensi sebagai gambaran mahasiswa mengenai kualitas calon profesional kesehatan, sosialisasi Uji Kompetensi mahasiswa apoteker yang akan dilaksanakan, sosialisasi standar kompetensi, dan transparansi akreditasi. Dengan begitu diharapkan setiap mahasiswa kesehatan dapat mempersiapkan diri untuk menjadi profesional kesehatan yang mampu menjawab tantangan kesehatan Indonesia dan dunia.

Sumber Literatur:
Hardiyanti, Anggie, dkk. KAJIAN AWAL : TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP UJI KOMPETENSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN DI INDONESIA. HPEQ Student.
Achmad, Tri Hanggono, dkk. 2011. Panduan Penyelenggaran Ujian OSCE. DIKTI.
www.hpeq.dikti.go.id
http://www.kan.or.id/?page_id=86&lang=id

3 komentar:

  1. Halo, saya Ibu Diana, pemberi pinjaman pinjaman swasta yang memberikan pinjaman kesempatan seumur hidup. Apakah Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Kami meminjamkan dana kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi di bisnis di tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui email di: dianarobertloanfirm@gmail.com

    BalasHapus
  2. Máte záujem o zabezpečenie úveru? Potrebujete úver na podnikanie, vykonať projekt, nákup nehnuteľností, vzdelávania, alebo platiť za byt. Kati MORGAN FINANCIE ONLINE SERVIS je finančná organizácia, ktorá vám môže pomôcť dosiahnuť svojho sna s menším úsilím. Nízka úroková sadzba @ 4%. Nech už je Váš úver je! Stále môžete použiť. Máte záujem o zabezpečenie úveru? Potrebujete úver na podnikanie, vykonať projekt, nákup nehnuteľností, vzdelávania, alebo platiť za byt. PREDNOSTI FINANCIE ONLINE SERVIS je finančná organizácia, ktorá vám môže pomôcť dosiahnuť svojho sna s menším úsilím. Nízka úroková sadzba @ 4%. Nech už je Váš úver je! Stále môžete použiť. e-mail; katimorganfinancialcompany@gmail.com

    BalasHapus
  3. Halo semua, saya MRS OLIVIA PHILLIPS
    Anda memiliki pinjaman mendesak?
    Apakah Anda perlu sebuah proyek pinjaman?
    Membeli rumah atau mobil?
    Untuk membayar utang?
    "Investasi Kredit" penawaran
    Anda memiliki kesulitan keuangan?
    Mereka telah ditolak oleh bank dan ditipu oleh penipu?
    Kami menawarkan pinjaman pada tingkat bunga 2%.
    kami di sini untuk membuat masalah Anda sesuatu dari masa lalu !!
    Silahkan email kami sekaligus, kami menjamin pengobatan segera
    Dalam waktu 24 jam tanpa biaya atau beban perusahaan saya membutuhkan pinjaman mendesak.

    Hubungi: oliviaphillipsloancompany@gmail.com

    Terima kasih telah memilih kami.

    BalasHapus