Banten-Bandung itu ga seberapa. You only need to go to bus station or travel pool and it only takes 3-4 hours to finally get to that special place of ours. Who is ours? Debust ITB. Sebuah unit kebudayaan yang dibentuk -if im not mistaken- di tahun 2010. Saya dengar berbagai hal terkait pendiriannya yang menyita tenaga, waktu dan pikiran. They had to do the strategies how to reach the minimum human resources that was needed, how to make a right AD/ART and stuffs, how to arrange the dances and all those beautiful Banten arts, yahh pokoknya bagaimana agar semua requirements dari LK bisa terpenuhi so Debust would be crowned as a college culture club. Terima kasih kakak-kakak :D
Iya, cuma 3-4 jam aja kok. Bukan Bandung-Sumatera yang beda pulau atau Bandung-Sulawesi yang akan menghabiskan banyak uang untuk tiket pesawat. We are not that “orang rantau banget” yang butuh suasana rantauannya at some points. Tapi kebersamaan bukan suatu hal yang harus dibentuk karena pautan jarak jauh kan? :)
Iya, Banten itu bahkan pecahan Jawa Barat loh. Budayanya ga akan beda jauh dg Bandung. The chance to get culture shock is probably just as small as a dot of mole in your face. Its not like everything outside Banten are our enemies. Tp kebersamaan tak melulu tercipta karena musuh bersama kan? Gathering is a nice word since people are meant to help each other.
The fact is, the people are there to help each other. Entah sudah berapa kali mulut, tangan, pikiran, dan semua anggota tubuh ini meminta bantuan teman-teman Debust. Dari Citra yang satu jurusan, Jarrah Iqbal yang beda jurusan, sampai Rahayu dan Maryam yang super sibuk, dan masih banyak lagi. Entah sudah berapa dari mereka yang selalu ada when I need them, even when I don’t need them! Ini lebih dari sekedar tebengan dini hari karena harus ke travel atau sejenisnya (thanks to the guys! :p), ini juga lebih dari minta tolong temani makan dan jalan hura-hura, tapi apa dong? Yaahhh all things that I justtt cant describe, sadar atau tidak, they give me much new and fresh spirit.
Debust itu rumah kami di Bandung, please tell me that I am true. A place to go home, am I right? Please again say yes. Duh I will not have you to read about kebersamaan dan semacamnya yang mungkin massa ITB apalagi, sudah muak karena dijejali pentingnya kebersamaan di osjur-osjur. Wait what? Yes I will make you to read such things because I am about to write them. Come on, I know repetitive sometimes annoy you, the essence kind of gone when you are forced to be into it like maybe thousand times. But I learn how to feel normative words. To respect repetitive words, routine advices, and a true-natural sentence.
Kebersamaan ya? Keluarga?
Layaknya sebuah keluarga kecil kita di rumah, mereka akan membimbing kita dan tidak mau kita berada di jalan yang salah. Why? Because they love us. They don’t want us trapped in malignancy. Kebersamaanlah yang akan melahirkan cinta itu. Cinta yang akan berbuah manis. Adakah cinta itu diciptakan untuk saling menghardik? Adakah Cinta itu diciptakan untuk membungkus harapan seseorang dan membuangnya jauh ke sungai? Seseorang yang mencintai kita akan membimbing kita menjadi lebih baik dari hari ke hari. They motivate us, they remind us, they help us achieve the better us.
Well, so, Debust makes me a better person? I feel people there are trying to make me so, langsung maupun tidak langsung. Dari hal yang sangat jelas sampai yang tidak terlihat dan tidak terasa. Not every individual, though. But Debust has been a place in Bandung where I can meet many people who I can share a lot of stories, they will listen and will not dare to make me fall. True family motivates you in any way they think it might suit you.
Besides motivating you, a true family doesn’t want to lose you despite the distance apart. Let me quoted someone’s words “Belajar menghargai kebersamaan, sebelum merasa sakit saat kehilangan”. Hargailah setiap kebersamaan yang ada. Ketika saatnya perpisahan itu ada, memang akan sakit rasanya, tapi ketika dulu kita telah belajar menghargai kebersamaan itu, sakitnya merindu akan menjadi pahala karena doa yang terus mengalir dari kita dan teman kita. Titipan doa agar teman-teman kita tetap dilindungi olehNya. Then our friends will do the same for us. Menghargai kebersamaan adalah sebuah investasi doa dari sahabat-sahabat kita.
And yes, my pray definitely goes to you. Semangat adik-adik Debust. Katanya kalau sudah nyaman sebagai satu keluarga, segala hal akan nyaman dilakukan ya? Maafkan diri ini yang hilang-timbul, mungkinkah pada kenyataannya nyaman tak selalu menjadi alasan untuk terus di permukaan? Atau….ada satu hal yang membuat nyaman itu terganggu? :’) Ini PR kita. Let me know what I can do for you :’’ Sukses <3